untuk mengingat kembali SMPN2 Dayeuh kolot dalam tema dan kondisinya, berikut ada informasi menarik yang berkenaan dengan SMPN2 Dayeuh kolot.
Kepedulian mengalahkan keterbatasan. SMPN 2 Dayeuhkolot Kab. Bandung membuktikan hal itu. Di tengah aturan pemerintah yang tak boleh memungut dana siswa, SMPN 2 Dayeuhkolot bisa membenahi lingkungan sekolahnya hingga menerima penghargaan Sekolah Model Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). |
Penghargaan diserahkan awal Juni lalu di Jakarta bersama dengan sekolah-sekolah penerima Piala Adiwiyata lainnya. Penghargaan Adiwiyata untuk sekolah peduli lingkungan. Hampir setara dengan Adipura untuk kabupaten/kota, kata kepala SMPN 2 Dayeuhkolot, Dra. Hj. Widaningsih Zen, M.M.Pd., Rabu (1/7).
Tahun lalu, SMPN 2 Dayeuhkolot juga menerima penghargaan Sekolah Peduli Lingkungan(SPL) dari Pemprov Jabar. Untuk membenahi lingkungan sekolah perlu kerja keras dari semua pihak, apalagi pemerintah melarang sekolah memungut dana dari siswa.
Widaningsih menerawang kembali kiprah sekolahnya 2007 lalu, saat banyak berangkal sisa pembangunan. Mereka melakukan pembenahan untuk para pedagang kaki lima (PKL) di sekitar sekolah. Pedagang kemudian ditempatkan di satu lokasi dengan membangun kantin dari kayu-kayu bekas bangunan. Sementara itu, gundukan berangkal dekat gerbang sekolah disulap menjadi taman yang dipermanis dengan air mancur. Karena bekas pembuangan berangkal, taman lebih tinggi daripada tanah di sekitarnya. Kami juga memanfaatkan gelas-gelas plastik bekas untuk media tanaman anggrek yang ditempatkan di green house.
Sampah organik seperti dedaunan diubah menjadi kompos dan sampah kertas didaur ulang agar bisa dipakai bahan keterampilan. Untuk membenahi lingkungan sekolah pada tahun 2007 kami mendapatkan bantuan Pemkab Bandung Rp 25 juta. Dana itu masih jauh dari mencukupi, namun dengan kerja keras semua komponen sekolah sehingga bisa meraih berbagai penghargaan.
Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Kamis 2 Juli 2009
No comments:
Post a Comment